ASAL USUL MARGA PURBA PAK PAK
|  | 
| RUMAH BOLON MARGA PURBA | 
PURBA....
Purba merupakan suatu marga dimana marga ini digunakan sebagai alat tutur kepada orang yang memiliki marga. Seperti marga sinaga,saragih,damanik dan purba (Sisadapur). Marga juga dapat menciptakan Keharmonisan antar sesama. Alasanya, apabila kita menggunakan tutur  dengan orang lain pasti ada perpaduan sehingga menimbulkan hidup yang harmonis dan memperkuat tali persaudaraan.
ASAL USUL MARGA PURBA PAK PAK
Alkisah di daerah PAK PAK ada kampung yg bernama TUNGTUNG
 BATU masuk kawasan SILIMA PUNGGA PUNGGA, disana ada terjadi suatu 
bencana yang disebabkan mengganasnya sejenis burung buas yang oleh 
penduduk setempat disebut MANUK MANUK SIPITU ULU atau MANUK MANUK 
NANGGORDAHA. Burung buas tersebut banyak menyambar anak anak untuk 
menjadi mangsanya, oleh karena itu terberitalah suatu usaha dari Raja 
Negri itu untuk mengadakan suatu pengumuman bahwa barang siapa yang 
dapat membunuh burung tersebut akan dijadikan menantu Raja dan akan 
diangkat menjadi RAJA PANDUA (wakil  raja)
 Begitu meluasnya 
pengumumanRaja Silima Pungga pungga tersebut hingga terdengar sampai 
dikampung BATU SARINDAN di daerah SENGKEL Aceh Selatan. Anak Tuan Batu 
Sarindan  seorang pemuda bernama RAENDAN tanpa berpikir panjang  
memberitahukan niatnya kepada orang tuanya Tuan PINTU BATU untuk 
mengikuti pengumuman Raja Pak pak tersebut.
 Semula orang tuanya 
merasa keberatan mengigat bahwa RAENDAN adalah anak tunggal, tetapi 
akhirnya orang tuanya dapat menyetujui dan memberangkatkan si RAENDAN 
dengan ULTOP PUSAKA LIKKIT BERACUN secukupnya, maka berangkatlah ia 
dengan tekad untuk membunuh burung buas itu.
 
              
Sesampai di negeri SILIMA PUNGGA-PUNGGA iapun memberitahukan 
kesanggupannya kepada raja negeri itu, maka mulailah pengembaraannya 
dalam memburu burung NANGGORDAHA yang buas itu.
 Setelah beberapa 
hari menunggu burung buas itupun dating lagi untuk menyambar anak anak 
sebagai mangsanya, dengan sigapnya si RAENDAN menghembuskan ultopnya 
kearah burung itu, tetapi heran burung itu tidak mati tetapi terbang 
kedahan kayu yang tidak jauh dari tempat itu, RAENDAN mengejarnya 
kedekat pohon kayu itu dan sewaktu membidikkan ultopnya burung itu 
terbang lagi kedahan kayu yang lain seolah oleh mengejek RAEDAN.
 
              Demikianlah akhirnya setelah berminggu minggu mengikuti 
jejak burung  itu rupa rupanya ia sudah sampai didaerah sekitar LEHU, 
desekitar hutan LEHU, RAENDAN kembali melihat burung NAGGORDAHA tersebut
 bertengger diatas kayu BUAH BANGGAL pada waktu RAENDAN membidikkan 
ultopnya burung itupun terbang lagi dari kayu yang satu ke kayu yang 
lainnya, begitulah seterusnya  dan setelah berbulan bulan sampailah dia 
di hutan sekitar SIHODON HODON (sipitu huta).
 Setelah istirahat 
beberapa saat lamanya ia meliahat burung itu sedang bertengger diatas 
BUAR BUAR maka RAENDAN membidikkan ultopnya tetapi burung itu terus 
terbang juga, namun ia tidak putus asa dan terus mengikuti jejak burung 
buas itu, akhirnya ia tersesat disekitar DOLOG SIMBOLON, RAENDAN terus 
berjalan melalui hutan-hutan menuju kearah timur maka sampailah ia di 
NAGUR RAJA (wilayah kerajaan nagur).
 Dikerajaan NAGUR pada waktu itu
 sedang terjadi peperangan dengan kerajaan lain, maka RAENDAN ditangkap 
oleh tentara NAGUR dan dibawa menghadap TUAN NAGUR RAJA, RAENDAN 
menceritakan dengan jujur pengalamannya memburu manuk manuk NANGGORDAHA,
 Dikerajaan NAGUR ini ia mengabdikan diri pada kerajaan dan selalu 
mendampinggi RAJA NAGUR dalam peperangan maupun dalam berburu, berkat 
kecerdasan dan jasa jasanya membantu RAJA NAGUR untuk membina pasukan 
sumpit berbisa(beracun) maka ia dijadikan memantu raja dan kawin dengan 
putrid NAGUR bernama TAPI OMAS BORU DAMANIK.
 Tidak berapa lama 
sesudah hari perkawinan itu RAENDAN diajak oleh tulangnya (Raja Nagur) 
berburu ke hutan, dengan tak disangka sangka ia bertemu lagi dengan  
burung NANGGORDAHA yang dikejar kejarnya mulai tanah PAKPAK, burung itu 
masih dapat terbang dan ia terus memburunya, dalam pengejaran burung itu
 ia rupa-rupanya telah sampai di SIBORO GAUNG GAUNG, RAENDANpun sudah 
hamper putus asa karena burung yang dikejar kejarnya itu tidak ketemu 
lagi.
 
 Ia berjalan terus dan sampailah ia di  sekitar PEMATANG 
PURBA, RAENDAN menemukan bangkai burung itu sudah membusuk, makanya ia 
membulatkan tekadnya untuk tidak kembali ke PAK PAK, sebab kalupun ia 
kembali tidak dapat dibuktikan lagi bahwa dialah yang membunuh burung 
itu, dengan perasaan gundah iapun terus berjalan menuju NAGUR RAJA, 
tetapi ditengah jalan iapun tersesat masuk kesebuah kampong yang bernama
 SIMALLOBONG masuk wilayah kerajaan PANEI, bekas daerah tahlukhan 
kerajaan siantar, disinipun RAENDAN menceritakan pengalamannya sejak 
dari tanah pak pak. Karena yakin akan keterangannya maka TUAN 
SIMALLOBONG dapat menerimanya dan kebetulan pula TUAN SIMALLOBONG adalah
 marga DAMANIK keturunan dari NAGUR.
 
 Pada suatu ketika 
datanglah mertua TUAN SIMALLOBONG datang berkunjung ke simallobong 
bersama seorang adik perempuannya yang cantik (BORU SARAGIH), mertua 
tuan simallobong ini adalah TUAN SILAMPUYANG marga SARAGIH.
 RAENDAN 
merasa tertarik melihat aroma muka putri boru saragih tersebut dan 
berusaha menegornya dengan ramah tamah, dan rupanya putri itupun 
menyambut dengan baik, maka merekapun mengikat janji untuk melangsungkan
 perkawinan, walupun tuan putri kembali bersama bapaknya ke 
SILAMPUNYUNG, akan tetapi wajah RAENDAN tetap terbayang, karena tidak 
dapat menahan rindu ia mohon ijin kepada bapaknya dengan dalih ingin 
berkunjung kepada kakaknya di simallobong, kehendak ini ditolak oleh 
bapaknya dengan alasan keamanan.
 
 Akhirnya dengan bantuan TUAN 
SIPOLHA, tuan putri boru saragih bersama dengan wanita lainnya naik solu
 bolon ke TIGA LANGIUNG (sekarang haranggaol) dan dapat bertemu dengan 
RAENDAN pada hari pekan.
 Merekapun bersama sama berangkat 
keperladangan disekitar pematang purba, disanalah mereka melangsungkan 
perkawinan hidup rukun dan damai.
 
 Berita tentang perkawinan 
RAENDAN dengan putri silampuyang (br. Saragih)  sampai juga kepada tuan 
simallobang , tuan simallobang timbul amarahannya, karena dia tau bahwa 
RAENDAN sudah kawin dengan putri raja nagur sewaktu ia bermukim disana. 
Untuk menjaga agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan, maka 
RAENDAN pindah kepematang purba dimana ia menemukan bakai burung 
NANGGORDAHA.
 Berkat ketekunan RAENDAN mengolah ladangnya maka hasil 
panennyapun melimpah ruah, maka banyaklah orang berdatangan memintak 
hasil tanamannya, RAENDAN selalu memberikan kepada siapa saja yang 
memintanya, penduduk sekitar mengganggap RAENDAN sebagai orang yang 
dihormati, mereka memanggilnya dengan julukan gelar TUAN PURBA, setiap 
orang menerima hasil tanam tanamannya selalu mengucapkan DIATEI TUPA MA 
TUAN PURBA.
 
 Mendengar berita itu TUAN SIMALLOBONG bertambah 
berang karena sudah timbul saingannya yakni TUAN PURBA (RAENDAN), karma 
dialah satu satunya TUAN di wilanyah itu, Tuan simallobong memerintahkan
 agar RAENDAN mengantarkan kembali adik istrinya ke SILAMPUYUNG dalam 
waktu yang sangat singkat  dan RAENDAN harus meninggalkan negeri itu, 
tantangan itu tidak digubris oleh RAENDAN malah ia bertahan dan 
menyatakan diri bahwa dialah TUAN ditempat itu dan tanah itu adalah 
tanahnya sendiri, memperhatikan jawabban itu Tuan simallobong meminta 
agar RAENDAN  mengucapkan BIJA (sumpah) atas ucapannya itu. Tantangan 
tersebut diterima oleh RAENDAN dan meminta waktu beberapa minggu, 
RAENDAN segera kembali kekampung di BATU SARINDAN dan mohon petunjuk 
dari bapaknya agar tidak termakan BIJA (sumpah) tersebut.
 Oleh 
bapaknya diberangkatkanlah SARENDAN dengan segemgam tanah, selembar 
ampang (kulit kambing), dan air satu tatabu (labu) dengan peralatan itu 
RAENDAN kembali ke purba, Tiba saat yang ditentukan maka RAENDAN 
menduduki tanah yang segemgam yang diatasnya dilapisi ampang (kulit 
kambing) dan meminum air dari tatabu lalu mengucapkan BIJA (sumpah )
 "ANGGO LANG TANOHKU NA HUHUNDULI ON, JANAH BAHKU NA HUHINUM ON, MATEIMA
 AHU, TAPI ANGGO TANOHKU DO NA HUHUNDULI ON JANAH BAHKU DO NA HUINUM ON,
 AHU MA HOT JADI TUAN IJON" Sumpah tersebut disaksikan oleh TUAN 
SIMALLOBONG, wakil wakil dari Raja berempat di Simalungun dan rakyat di 
sekitar purba, dilaksanakan di TIGARUNGGU. 
 
 Demikianlah 
akhirnya karena sampai batas waktu yang ditentukan maka RAENDAN tetap 
segar bugar, berarti bija yang diucapkan adalah benar dan diridhoi Tuhan
 yang Maha Kuasa menjadi TUAN di tanah PURBA, maka pada tahun 1515 TUAN 
 RAENDAN disyahkan (ipatappei sihilap) menjadi TUAN PURBA/RAJA PURBA 
dengan marga PURBA PAK PAK, mengigat sejarah pengembaraannya dari daerah
 PAKPAK berburu manuk manuk NAGGORDAHA. 
 Sejak saat itu resmilah 
KERAJAAN PURBA menjadi kerajaan yang ke enam (6) di tanah Simalungun 
sesudah kerajaan DOLONG SILAU, TANOH JAWA, PANEI, RAYA dan SIANTAR.
 
 RAJA RAJA DI KERAJAAN PURBA
 1. RAJA PURBA I. TUAN RAENDAN/PANGULTOP ULTOP         1515 – 1560
 2. RAJA PURBA II. TUAN RAJIMAN                                                1560 – 1590
 3. RAJA PURBA III.TUAN NANGGAR                                         
    1590 – 1631.   4. RAJA PURBA IV.TUAN BATIRAN                        
                       1631 – 1650    
 5. RAJA PURBA V. TUAN BAKKARAJA                                         1650 – 1679
 6. RAJA PURBA VI. TUAN BARINGIN                                            1679 – 1727
 7. RAJA PURBA VII. TUAN BONA BATU                                       1727 – 1762
 8. RAJA PURBA VII. TUAN RAJAULAN                                         1762 – 1795
 9. RAJA PURBA IX. TUAN ATIAN                                                   1795 – 1830
 10. RAJA PURBA X. TUAN HORMABULAN                                  1830 – 1867
 11. RAJA PURBA XI. TUAN RAONDOB                                          1867 – 1904
 12. RAJA PURBA XII. TUA RAHALIM                                            1904 – 1921
 13. RAJA PURBA XIII. TUAN KAREL TANJUNG                           1921-1934
 14. RAJA PURBA XIV.TUAN MOGANG                                           1934 -1947 
Penulis : Masdon Purba Pak Pak
 
 
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAu keturunan raja purba IX tuan atian
BalasHapusMolo aku keturunan raja purba 1 TUAN RAENDAN/PANGULTOP ULTOP.
HapusMolo au keturunan dari raja purba 1 yaitu TUAN RAENDAN/PANGULTOP ULTOP.
HapusOpung Doli ku adalah anak TUAN RAENDAN/PANGULTOP ULTOP dri istrinya yg kelima .
Horas au purba pakpak sirumahbuttu.jadi manukkun ma au.raja mogang purba pak pak aha do. Dtp
BalasHapusAnggo raja somal ni lsg Purba Pakpak tumang do atau sebutan Tuan Purba
HapusAnggo raja somal ni lsg Purba Pakpak tumang do atau sebutan Tuan Purba
BalasHapusSaya keturunan purba Pakpak dari Hinalang tapi saya sudah lahir di Tigalingga Dairi. Kalau boleh tau Purba Hinalang keturunan Dari Tuan Purba mana ??
BalasHapus